Kamis, 30 Agustus 2012

MEMANFAATKAN TANAH YANG SEMPIT UNTUK BERCOCOK TANAM

Memanfaatkan Lahan Sempit untuk Bertani

Siapa bilang bercocok tanam baru dapat dilakukan di lahan yang luas? Di lahan yang sempit juga boleh, asal ada kemauan. Hal ini-lah yang saat ini dikerjakan oleh Asal Halomoan Sinurat, penduduk Jalan Armada No.3, Medan ini ternyata mampu menyulap lahan sempit yang semula tak berguna, menjadi kebun percontohan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Lahan yang dikelola oleh Sinurat ini hanya seluar 32 meter persegi, yang merupakan bagian dari tepi Jalan Armada yang berada tepat di depan rumahnya. Kegiatan bercocok tanam ini baru ditekuni oleh Sinurat sekitar dua tahun belakangan ini.
Dulu,Sinurat adalah pengusaha kontraktor di Jakarta, dan pada saat krisis moneter tahun 1997, usahanya mengalami kerugian dan bangkrut. Dan kemudian dia pindah ke Medan dengan harta yang dimiliki hanya rumah yang ditempati sekarang.

Sebelum dikelola menjadi kebun percontohan, dulunya Jalan Armada ini banyak ditumbuhi ilalang, dan setiap bulannya ia harus mengeluarkan dana untuk memangkas ilalang tersebut. Saat ini, bukan ilalang yang tumbuh subur, tapi sayur mayur yang tumbuh.
Di atas lahan sempitnya ini, Sinurat menanam tanaman jagung, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan jahe. Diharapkan dengan pemanfaatan lahan sempit untuk ditanam sayur mayur, maka dapat membantu masyarakat dalam mengatasi tingginya harga kebutuhan pokok.
Kalau sehari setiap keluarga umumnya bisa menghabiskan Rp. 3,500 untuk membeli kebutuhan sehari-hari tetapi dengan pemanfaatan lahan dengan sayur mayur, uang yang akan dikeluarkan tidak akan sebesar itu lagi. Dan itu, baru satu keluarga, kalau ada 1.000 keluarga kali Rp. 3,500 dan dikali lagi 30 hari dan satu tahun,maka berapa miliar uang yang diperlukan hanya untuk membeli sayuran, demikian papar Sinurat.
Untuk kebun percontohan ini, maka Sinurat sudah mengeluarkan dana kurang lebih Rp. 375.000, dimana Rp. 300.000 diantaranya untuk pembelian bibit dan Rp. 75.000 untuk beli pupuk.
Sementara itu, menanggapi jarak tanam sayur-sayuran di kebun percontohannya yang sangat tidak ideal untuk bercocok tanam, Sinurat berharap dengan pemberian pupuk yang cukup, sayur-sayurannya tetap dapat tumbuh dengan subur. Pada saat dia tinggal di Jakarta, dia pernah jalan-jalan ke IPB (Institut Pertanian Bogor), dan dari hasil penelitian mahasiswa di sana, tidak masalah jarak tanam yang rapat-rapat, asal pupuk yang diperlukan tanaman terpenuhi.

MENANAM CABE HYDROPONIK

BUDIDAYA CABAI DENGAN SISTEM HIDROPONIK FERTIGASI

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, seperti; Paprika, Tomat, Cabai, Timun Jepang, Melon, Terong Jepang, Selada, dll.

Fertigasi adalah teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi sendiri merupakan singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi. Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).

Pada sistem ini media yang digunakan adalah sekam atau serbuk sabut kelapa (cocopeat) ditambah kerikil pasir dengan perbandingan 1:1, untuk daerah panas atau musim kemarau dianjurkan 2:1 (2 cocopeat/sekam; 1 kerikil pasir). Sekam atau cocopeat dapat menyimpan nutrisi / pupuk dan air, sedangkan kerikil pasir kurang begitu bisa menyimpan air tapi dibutuhkan untuk perakaran agar lebih kokoh menopang pertumbuhan kalau sudah berbuah. Disamping itu penambahan kerikil pasir agar media tanam tidak terlalu lembab atau basah jika musim penghujan.


Jika dibudidayakan secara komersial dan dikelola dengan baik, potensi hasil tanaman dengan sistem hidroponik fertigasi dapat mengahasilkan panen yang cukup menjanjikan. Berikut merupakan hasil beberapa tanaman yang dicapai dengan sistem hidroponik fertigasi :
• Tomat 120 – 180 ton / ha
• Cabai merah 30 – 40 ton / ha
• Terong 25 – 35 ton / ha
• Timun Jepang 50 – 60 ton / ha
dan masih banyak tanaman lain yg bisa dengan sistem ini seperti semangka, melon, paprika dll.