Memanfaatkan Lahan Sempit untuk Bertani
Siapa bilang
bercocok tanam baru dapat dilakukan di lahan yang luas? Di lahan yang
sempit juga boleh, asal ada kemauan. Hal ini-lah yang saat ini
dikerjakan oleh Asal Halomoan Sinurat, penduduk Jalan Armada No.3, Medan
ini ternyata mampu menyulap lahan sempit yang semula tak berguna,
menjadi kebun percontohan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Lahan
yang dikelola oleh Sinurat ini hanya seluar 32 meter persegi, yang
merupakan bagian dari tepi Jalan Armada yang berada tepat di depan
rumahnya. Kegiatan bercocok tanam ini baru ditekuni oleh Sinurat sekitar
dua tahun belakangan ini.
Dulu,Sinurat
adalah pengusaha kontraktor di Jakarta, dan pada saat krisis moneter
tahun 1997, usahanya mengalami kerugian dan bangkrut. Dan kemudian dia
pindah ke Medan dengan harta yang dimiliki hanya rumah yang ditempati
sekarang.
Sebelum
dikelola menjadi kebun percontohan, dulunya Jalan Armada ini banyak
ditumbuhi ilalang, dan setiap bulannya ia harus mengeluarkan dana untuk
memangkas ilalang tersebut. Saat ini, bukan ilalang yang tumbuh subur,
tapi sayur mayur yang tumbuh.
Di
atas lahan sempitnya ini, Sinurat menanam tanaman jagung, bawang putih,
bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan jahe. Diharapkan dengan
pemanfaatan lahan sempit untuk ditanam sayur mayur, maka dapat membantu
masyarakat dalam mengatasi tingginya harga kebutuhan pokok.
Kalau
sehari setiap keluarga umumnya bisa menghabiskan Rp. 3,500 untuk
membeli kebutuhan sehari-hari tetapi dengan pemanfaatan lahan dengan
sayur mayur, uang yang akan dikeluarkan tidak akan sebesar itu lagi. Dan
itu, baru satu keluarga, kalau ada 1.000 keluarga kali Rp. 3,500 dan
dikali lagi 30 hari dan satu tahun,maka berapa miliar uang yang
diperlukan hanya untuk membeli sayuran, demikian papar Sinurat.
Untuk
kebun percontohan ini, maka Sinurat sudah mengeluarkan dana kurang
lebih Rp. 375.000, dimana Rp. 300.000 diantaranya untuk pembelian bibit
dan Rp. 75.000 untuk beli pupuk.
Sementara
itu, menanggapi jarak tanam sayur-sayuran di kebun percontohannya yang
sangat tidak ideal untuk bercocok tanam, Sinurat berharap dengan
pemberian pupuk yang cukup, sayur-sayurannya tetap dapat tumbuh dengan
subur. Pada saat dia tinggal di Jakarta, dia pernah jalan-jalan ke IPB
(Institut Pertanian Bogor), dan dari hasil penelitian mahasiswa di sana,
tidak masalah jarak tanam yang rapat-rapat, asal pupuk yang diperlukan
tanaman terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar